Diripedia Online

FILSAFAT DIRIPEDIA

Dalam sebuah episode spesial Jaya Suprana Show, pembawa acara terkemuka Jaya Suprana berkesempatan untuk ditemani oleh Luluk Sumiarso, pendiri Nusantara Institute, seorang tokoh yang terkenal sebagai pembina seni tradisional Indonesia. Namun, perbincangan kali ini tidak hanya sebatas seni, melainkan menyoroti sebuah gagasan yang lebih mendalam: Filsafat Diripedia.

Luluk Sumiarso, yang dikenal sebagai pembina kesenian tradisional, telah menempuh perjalanan intelektual yang mengubah pandangannya terhadap kearifan lokal Nusantara. Beliau bahkan mendirikan lembaga dan podcast “Diripedia” yang fokus pada penggalian dan pengembangan kearifan luhur nenek moyang bangsa Indonesia. Upaya ini merupakan langkah mulia dalam menjaga dan memahami akar budaya bangsa.

Apa Itu Diripedia?

Ketika Jaya Suprana meminta penjelasan tentang konsep Diripedia, Luluk Sumiarso dengan penuh semangat menjelaskan bahwa Diripedia adalah penggalian pengetahuan menyeluruh tentang diri manusia, dengan fokus pada aspek fisik, jiwa, dan roh. Diripedia bukan sekadar sekumpulan informasi, melainkan juga mencakup pemahaman mendalam tentang sistem kehidupan yang berbasis pada ilmu ketimuran.

Mengapa Diripedia Penting?

Luluk Sumiarso menekankan bahwa pengetahuan tentang diri sendiri seringkali terabaikan, padahal merupakan fondasi yang kuat bagi pemahaman dan pengembangan diri. Sayangnya, persepsi masyarakat terhadap ilmu kebatinan dan kepercayaan seringkali negatif, sehingga banyak yang enggan untuk mempelajarinya secara terbuka. Diripedia hadir sebagai upaya untuk merubah persepsi ini dan memperbaiki pemahaman masyarakat tentang kearifan lokal.

Pentingnya Kebanggaan Terhadap Budaya Lokal

Diskusi antara Jaya Suprana dan Luluk Sumiarso juga mengangkat pentingnya kebanggaan terhadap budaya lokal. Luluk Sumiarso membagikan pengalamannya dalam memperjuangkan dan melestarikan seni tradisional Nusantara melalui berbagai upaya, seperti pendirian Padepokan Kebudayaan yang menjadi pusat inkubasi dan laboratorium bagi seni tradisional. Keterlibatan dalam berbagai pagelaran seni tradisional Nusantara di berbagai negara juga menjadi bukti nyata komitmen mereka dalam mempromosikan kekayaan budaya Indonesia.

Perjalanan Menuju Diripedia

Luluk Sumiarso juga membagikan kisah inspiratif tentang awal mula pendirian Padepokan Kebudayaan dan perjalanan panjangnya dalam mengembangkan seni tradisional. Dengan kesederhanaan dan keterbatasan yang dimilikinya, Luluk Sumiarso berhasil mengubah tanah kosong menjadi sebuah pusat kebudayaan yang memikat perhatian tidak hanya dalam negeri, tetapi juga mancanegara.

Membangun Masyarakat yang Peduli Terhadap Kebudayaan

Tak hanya berhenti pada pengembangan seni tradisional, Luluk Sumiarso juga aktif dalam mengajak masyarakat, termasuk anak-anak muda, untuk turut serta dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan lokal. Melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan seni dan festival budaya, mereka berhasil menciptakan semangat kebanggaan nasional dan kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya bangsa.

Menghadapi Tantangan Mencari Sponsor

Pembicaraan antara Jaya Suprana dan Luluk Sumiarso juga mengungkap tantangan dalam mencari sponsor untuk mendukung upaya pelestarian kebudayaan. Banyak kaderisasi anak muda, terutama generasi milenial, yang turut berperan dalam upaya ini. Sebagaimana disampaikan oleh Pak Jay, dia merasakan bahwa satu hal yang belum berhasil adalah mengkaderisasi sponsor. Meskipun demikian, upaya untuk menghadapi tantangan ini tetap terus dilakukan.

Peran Akademi dalam Pengembangan Kebudayaan

Setelah menjelaskan perjuangan mencari sponsor, diskusi meluas ke peran Akademi dalam pengembangan kebudayaan. Luluk Sumiarso menceritakan bahwa inspirasinya untuk mendirikan Akademi Jati Diri berasal dari pengalaman astronot Amerika yang melihat alam semesta dari jendela kabinnya. Hal ini mengilhami pendirian Institute of Noetic Science yang fokus pada eksplorasi ilmu kesejatian. Dari situlah, konsep “Niskala” dalam kebudayaan Indonesia menjadi sorotan.

Filsafat Lokal: Menjawab Pertanyaan Diri Manusia

Luluk Sumiarso menegaskan pentingnya memahami diri sendiri melalui konsep Diripedia, yang menyoroti raga, jiwa, dan roh manusia. Pembahasan tentang filsafat Indonesia juga disoroti, dengan penekanan pada akhlak sebagai landasan utama. Pengalaman pribadi dan kesaksian langsung dari Luluk Sumiarso menjadi bukti betapa pentingnya pemahaman akan kebudayaan lokal dan penghargaan terhadap akhlak yang luhur.

Mendapat Pengakuan sebagai Destinasi Wisata Budaya

Pada akhir diskusi, Luluk Sumiarso membagikan kabar baik bahwa Padepokan Kebudayaannya telah diakui sebagai salah satu dari sembilan destinasi wisata budaya terbaik di Provinsi Banten oleh Pemerintah Provinsi Banten. Pengakuan ini memberikan semangat baru bagi Luluk Sumiarso dan para seniman lokal untuk terus memperjuangkan pelestarian dan pengembangan kebudayaan Nusantara.

Dalam perbincangan yang mendalam ini, kita menyaksikan betapa pentingnya upaya untuk menggali, melestarikan, dan mengembangkan kearifan lokal Nusantara. Melalui Diripedia, Luluk Sumiarso dan para pendukungnya tidak hanya memperkaya wawasan tentang budaya Indonesia, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan memahami warisan budaya bangsa. Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, mereka membuktikan bahwa kearifan lokal bukanlah hal yang kuno atau usang, melainkan sumber kekayaan yang tak ternilai bagi masa depan bangsa.

 

DIRIPEDIA PHILOSOPHY: Exploring Nusantara Wisdom with Luluk Sumiarso

In a special episode of the Jaya Suprana Show, renowned host Jaya Suprana was joined by Luluk Sumiarso, Founder of the Nusantara Institute, a figure known for his dedication to Indonesian traditional arts. However, this conversation went beyond art, delving into a deeper concept: the Diripedia Philosophy.

Luluk Sumiarso, recognized as a guardian of traditional arts, embarked on an intellectual journey that reshaped his views on Nusantara’s local wisdom. He even established the “Diripedia” institution and podcast, which focus on uncovering and developing the ancestral wisdom of the Indonesian nation. This endeavor is a noble step towards preserving and understanding the roots of the nation’s culture.

What is Diripedia?

When Jaya Suprana requested an explanation of the Diripedia concept, Luluk Sumiarso enthusiastically described it as the comprehensive exploration of human existence, focusing on physical, spiritual, and soul aspects. Diripedia is not just a collection of information but also encompasses a deep understanding of life systems based on Eastern knowledge.

Why is Diripedia Important?

Luluk Sumiarso emphasized that self-knowledge is often overlooked but serves as a strong foundation for personal understanding and development. Unfortunately, societal perceptions of esoteric knowledge and beliefs are often negative, leading many to refrain from openly studying them. Diripedia aims to change this perception and improve public understanding of local wisdom.

The Importance of Pride in Local Culture

The discussion between Jaya Suprana and Luluk Sumiarso also highlighted the importance of pride in local culture. Luluk Sumiarso shared his experiences in advocating for and preserving Nusantara’s traditional arts through various efforts, such as establishing the Cultural Center, which serves as an incubation center and laboratory for traditional arts. Participation in various Nusantara traditional art performances worldwide is tangible evidence of their commitment to promoting Indonesia’s cultural wealth.

Journey Towards Diripedia

Luluk Sumiarso also shared an inspiring story about the establishment of the Cultural Center and his long journey in developing traditional arts. With simplicity and limited resources, Luluk Sumiarso transformed barren land into a captivating cultural center, not only attracting attention domestically but also internationally.

Building a Community that Cares About Culture

Not content with just developing traditional arts, Luluk Sumiarso is also active in engaging the community, including young people, in preserving and developing local culture. Through various activities such as art training and cultural festivals, they have instilled a sense of national pride and awareness of the importance of preserving the nation’s cultural heritage.

Facing Challenges in Finding Sponsors

The conversation also revealed challenges in finding sponsors to support cultural preservation efforts. Many young cadres, especially millennials, play a role in this effort. As Pak Jay expressed, one thing that has not yet succeeded is sponsoring cadreship. However, efforts to address this challenge continue.

The Role of Academia in Cultural Development

After discussing the struggle to find sponsors, the discussion expanded to the role of academia in cultural development. Luluk Sumiarso recounted his inspiration for establishing the Academy of Self-Identity, which came from the experiences of an American astronaut who viewed the universe from his cabin window. This inspired the establishment of the Institute of Noetic Science, which focuses on the exploration of metaphysical science. From there, the concept of “Niskala” in Indonesian culture became the focus.

Local Philosophy: Answering Human Self-Questions

Luluk Sumiarso emphasized the importance of understanding oneself through the concept of Diripedia, which highlights the body, soul, and spirit of humans. Discussion of Indonesian philosophy was also highlighted, with an emphasis on ethics as the main foundation. Personal experiences and direct testimonies from Luluk Sumiarso serve as evidence of the importance of understanding local culture and appreciation of noble ethics.

Recognition as a Cultural Tourism Destination

At the end of the discussion, Luluk Sumiarso shared good news that his Cultural Center had been recognized as one of the nine best cultural tourism destinations in the Banten Province by the Provincial Government of Banten. This recognition rejuvenated Luluk Sumiarso and local artists to continue fighting for the preservation and development of Nusantara culture.

In this in-depth discussion, we witness the importance of efforts to uncover, preserve, and develop Nusantara’s local wisdom. Through Diripedia, Luluk Sumiarso and his supporters not only enrich our understanding of Indonesian culture but also inspire the younger generation to love and understand the nation’s cultural heritage. With high spirits and commitment, they prove that local wisdom is not outdated but a priceless resource for the nation’s future.

https://diripedia.org%20

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*