©Diginet-of-Things (©DoT) – Solusi Terpadu untuk Koordinasi dan Pengembangan Ekosistem Teknologi Digital
Oleh :Luluk Sumiarso
Pendiri Masyarakat Peduli Teknologi Digital (5.0)
Abstract:
©Diginet-of-Things (©DoT) – An Integrated Solution for Coordination and Development of the Digital Technology Ecosystem. The rapid evolution of digital technology has transformed how societies, economies, and industries operate globally. In response to this dynamic shift, ©Diginet-of-Things (©DoT) presents an integrated platform designed to enhance the coordination and development of digital ecosystems, offering a holistic approach to digital transformation. Unlike traditional Internet of Things (IoT) systems that primarily focus on connecting devices to a digital grid, ©DoT expands this concept by integrating both “on-digitalgrid” (connected) and “off-digitalgrid” (non-connected) digital devices, ensuring seamless interoperability across multiple platforms and sectors.
©DoT aims to provide a comprehensive digital infrastructure that supports innovation, efficient data management, and enhanced security across various domains, including public services, private enterprises, and community initiatives. By incorporating advanced technologies such as artificial intelligence (AI), blockchain, and quantum computing, ©DoT facilitates automated processes, real-time decision-making, and secure data exchanges. It acts as a digital interconnector that unifies different digital ecosystems, promoting synergy among existing networks like Selfnet-of-Things (©SoT), Universenet-of-Things (©UoT), and Quantumnet-of-Things (©QoT), thus creating a robust and sustainable digital framework.
To achieve this, ©DoT emphasizes collaboration and coordination between multiple stakeholders, including government entities, industry players, academic institutions, and civil society. It advocates for the development of a National Digital System (Sisdiginas) that serves as a “digital orchestration” platform, where the Ministry of Communication and Digital (Menkomdigi) will lead efforts in partnership with other governmental bodies. The strategic vision for ©DoT includes improving digital infrastructure, enhancing cybersecurity measures, fostering innovation, and expanding digital literacy to ensure inclusive digital growth across the nation.
In conclusion, ©Diginet-of-Things (©DoT) is positioned as a transformative solution for creating a cohesive digital ecosystem. Through structured policies, regulatory frameworks, and a collaborative approach, it aims to strengthen Indonesia’s position as a leader in digital innovation, ensuring long-term economic growth and social progress in the digital age.
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi digital telah menjadi pendorong utama berbagai sektor dalam kehidupan modern, mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga pemerintahan. Dunia kini berada di era Teknologi 5.0, di mana konektivitas digital menciptakan The Most Advanced Digital Society, yang mengintegrasikan berbagai teknologi canggih ke dalam kehidupan sehari-hari. Di era ini, teknologi tidak lagi sekadar alat bantu, melainkan telah berkembang menjadi sebuah ekosistem yang menyatukan berbagai elemen untuk menghasilkan solusi yang lebih efisien, aman, dan berkelanjutan.
Di Indonesia, momentum untuk membangun ekosistem digital yang lebih kuat dan terkoordinasi semakin nyata di bawah pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto. Pembentukan Kementerian Komunikasi dan Digital (sebagai pengganti Kementerian Kominfo), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (hasil pemekaran dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi), serta penunjukan Utusan Khusus Presiden untuk Urusan Digital, menegaskan komitmen pemerintah dalam menangani sektor digital secara nasional. Struktur kelembagaan baru ini memberikan peluang besar untuk mengintegrasikan sektor digital nasional, mengurangi risiko tumpang-tindih kewenangan yang sering terjadi di masa lalu.
©Digitalnet of Things (©DoT) sebagai platform yang menyatukan berbagai dimensi teknologi, bertujuan mempercepat integrasi digital baik di Indonesia maupun secara global. Fokus utamanya adalah menciptakan konektivitas yang lebih baik, tidak hanya bagi perangkat digital yang terhubung ke jaringan internet (on-digitalgrid atau IoT), tetapi juga bagi perangkat digital yang tidak terhubung ke jaringan internet (off-digitalgrid). Hal ini dilakukan sambil memastikan pengembangan teknologi berbasis pada prinsip koordinasi, keberlanjutan, dan inklusivitas.
Pentingnya koordinasi lintas sektor sangat relevan di Indonesia, di mana sering terjadi tumpang-tindih kewenangan antara otoritas digital dengan otoritas lainnya, termasuk yang berhubungan dengan teknologi digital. ©DoT, sebagai kerangka kesisteman digital yang diwujudkan melalui Sistem Digital Nasional (Sisdiginas), diharapkan menjadi solusi terpadu yang mengatasi fragmentasi tersebut. Ini akan memastikan berbagai sektor dapat beroperasi secara harmonis, mendukung terciptanya Good Digital Governance (GDG), yang meliputi Good Public Digital Governance (GPDG), Good Digital Corporate Governance (GDCG), dan Good Digital Society Governance (GDSG). Pendekatan ini bertujuan membangun ekosistem yang memungkinkan teknologi digital berkembang optimal, terkoordinasi, dan berkelanjutan.
Dengan komitmen pemerintah yang semakin kuat serta struktur kelembagaan yang lebih jelas dan terarah, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih terintegrasi. Artikel ini bertujuan memperkenalkan konsep ©DoT sebagai solusi komprehensif yang tidak hanya menjawab kebutuhan teknologi saat ini, tetapi juga membangun fondasi bagi masa depan digital yang lebih efisien dan terkoordinasi. Melalui model Penta Helix Sektor Digital, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan dapat mendorong kemajuan ekosistem digital nasional secara bersama-sama.
2. Perspektif Perkembangan Teknologi Digital
Teknologi digital telah berkembang pesat sejak awal kemunculannya, membawa perubahan besar dalam cara manusia hidup dan berinteraksi dengan dunia. Kondisi perdigitalan nasional saat ini menunjukkan berbagai kemajuan yang menggembirakan, namun juga menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Mulai dari infrastruktur digital yang belum merata, keamanan siber yang masih menjadi kekhawatiran, hingga kebutuhan akan peningkatan keterampilan digital. Setiap aspek ini membutuhkan pendekatan yang terkoordinasi dan berkelanjutan untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih inklusif, efisien, dan adaptif.
Sejarah perkembangan teknologi digital dimulai dari fase awal, di mana komputer digunakan hanya untuk perhitungan sederhana, hingga era modern di mana teknologi ini meresap ke dalam hampir semua aspek kehidupan sehari-hari. Evolusi ini memperlihatkan betapa pentingnya inovasi dalam mendorong kemajuan sosial dan ekonomi. Memahami perjalanan teknologi digital memberikan kita konteks historis yang diperlukan untuk memahami bagaimana teknologi membentuk struktur masyarakat dan memengaruhi pola interaksi manusia dari waktu ke waktu.
Pada awalnya, sekitar tahun 1940-an hingga 1960-an, komputer elektronik pertama kali diperkenalkan dengan tujuan mempermudah perhitungan matematika yang kompleks. Komputer-komputer ini, seperti ENIAC, masih menggunakan tabung vakum dan berukuran sangat besar. Meski demikian, penemuan ini menjadi terobosan besar yang menandai era baru dalam teknologi digital. Ketika transistor ditemukan, teknologi komputer mengalami revolusi; perangkat menjadi lebih kecil, lebih cepat, dan lebih efisien. Hal ini memungkinkan pengembangan komputer yang lebih praktis dan dapat diterapkan di berbagai tempat, tidak hanya di laboratorium besar, tetapi juga di perusahaan dan instansi pemerintah.
Memasuki tahun 1970-an, revolusi besar lainnya terjadi dengan diperkenalkannya mikroprosesor pertama oleh Intel. Mikroprosesor ini mengubah cara komputer dirancang dan membuka jalan bagi era komputer pribadi (PC). Ini adalah awal dari akses teknologi digital secara luas ke masyarakat umum. Produk seperti Apple II, IBM PC, dan Macintosh memungkinkan individu dan bisnis kecil untuk menggunakan teknologi digital di rumah dan tempat kerja mereka. Inovasi ini didukung oleh sistem operasi seperti MS-DOS dan Windows, yang menyediakan antarmuka pengguna yang lebih mudah dioperasikan.
Ketika internet mulai menjadi komersial di awal 1990-an, dunia memasuki era baru yang disebut Teknologi 1.0 atau Web 1.0. Pada masa ini, informasi mulai bisa diakses secara global, memungkinkan orang terhubung dengan jaringan yang luas untuk mencari, mengunduh, dan berbagi data. Namun, internet pada tahap ini masih bersifat statis; pengguna hanya bisa melihat informasi tanpa banyak berinteraksi dengan konten tersebut.
Di tahun 2000-an, internet berkembang lebih jauh dengan munculnya Web 2.0, yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi lebih dinamis dan kolaboratif. Platform seperti YouTube, Facebook, dan Wikipedia memungkinkan orang untuk menciptakan, berbagi, dan mengomentari konten digital. Ini menjadi awal dari era Teknologi 2.0, di mana internet tidak lagi hanya sebagai tempat untuk mencari informasi, tetapi juga sebagai ruang untuk berinteraksi, berbisnis, dan membangun komunitas global.
Kemajuan teknologi terus berlanjut dengan revolusi mobile di akhir tahun 2000-an, ditandai dengan peluncuran smartphone seperti iPhone. Perangkat ini menggabungkan fungsi telepon, komputer, dan internet dalam satu genggaman, memungkinkan akses ke data dan aplikasi di mana saja dan kapan saja. Bersamaan dengan itu, teknologi cloud computing mulai populer, memungkinkan penyimpanan data dan komputasi dilakukan di server jarak jauh. Ini memberikan fleksibilitas dan kemudahan akses yang tidak mungkin dilakukan sebelumnya.
Pada dekade 2010-an, kita menyaksikan kemunculan Teknologi 3.0, yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan Big Data dan Internet of Things (IoT). IoT memungkinkan berbagai perangkat fisik, mulai dari lampu rumah hingga kendaraan, terhubung ke internet dan saling berkomunikasi. Ini menciptakan ekosistem di mana perangkat-perangkat tersebut bisa bertukar informasi dan bekerja secara otomatis, memberikan pengalaman yang lebih efisien dan terintegrasi. Pada saat yang sama, AI mulai berkembang pesat, terutama dalam machine learning dan deep learning, yang memungkinkan mesin untuk mengenali pola dan mengoptimalkan fungsinya tanpa instruksi manusia yang rinci.
Era ini membawa kita ke Teknologi 4.0, yang sering disebut sebagai Revolusi Industri Keempat. Teknologi ini menggabungkan kecerdasan buatan (AI), robotik, analitik data, dan IoT untuk menciptakan otomatisasi yang lebih canggih dalam berbagai industri seperti manufaktur, kesehatan, dan keuangan. Penerapan AI di kehidupan sehari-hari, seperti sistem pengenalan wajah, chatbot, kendaraan otonom, dan alat bantu medis yang dapat mendiagnosis penyakit dengan akurasi tinggi, menjadi semakin umum.
Perkembangan yang lebih baru membawa kita menuju Teknologi 5.0, yang sering dianggap sebagai “The Most Advanced Digital Technology.” Di era ini, konsep Artificial General Intelligence (AGI) diharapkan menjadi pilar utama. Berbeda dengan AI yang hanya mampu melakukan tugas spesifik, AGI adalah kecerdasan buatan yang bisa belajar, beradaptasi, dan mengembangkan berbagai keterampilan baru seperti manusia. AGI akan mampu memahami konteks, menghadapi situasi baru tanpa harus diprogram ulang, dan menciptakan solusi inovatif untuk masalah yang kompleks. Meskipun masih dalam tahap riset, proyek-proyek dari perusahaan seperti OpenAI dan DeepMind berupaya mengembangkan teknologi ini.
Dalam perkembangan teknologi digital, salah satu konsep inovatif yang diperkenalkan oleh ©Diripedia adalah ©Digitalnet-of-Things (©DoT), yang memperluas cakupan kesisteman lebih luas dibandingkan dengan IoT tradisional. Terinspirasi dari istilah “grid” dalam sistem ketenagalistrikan, IoT pada dasarnya hanya menghubungkan perangkat-perangkat yang terhubung ke “grid digital” atau ©digigrid (siber). Sementara itu, ©DoT memperluas cakupan ini dengan memasukkan perangkat digital yang ©off-digigrid atau non-siber, yang tidak terhubung langsung ke jaringan internet.
Melalui pendekatan yang lebih komprehensif dan terstruktur, ©DoT mampu menciptakan ekosistem digital yang efisien, aman, dan fleksibel. Dengan menggabungkan teknologi modern seperti blockchain, AI, dan standar interoperabilitas yang kuat, ©DoT mendukung otomatisasi, pengambilan keputusan yang lebih cepat, serta kolaborasi yang lebih baik di seluruh sektor, menjadikannya kunci utama untuk menciptakan masa depan digital yang lebih terhubung dan cerdas.
©DoT tidak hanya menghubungkan perangkat, tetapi juga mengorkestrasi semua elemen teknologi, data, dan proses di berbagai sektor. Konsep ini ke depannya dirancang sebagai “interkonektor” yang memungkinkan sinergi antara ekosistem digital yang berbeda, seperti ©SoT (Selfnet of Things) yang berfokus pada diri manusia dan alam mikro, ©UoT (Universenet of Things) yang mencakup alam semesta dan aspek makro, serta ©QoT (Quantumnet of Things) yang membawa konsep jaringan kuantum ke dalam sistem digital masa depan.
Dengan memahami perjalanan panjang teknologi digital dari awal hingga era Teknologi 5.0, kita dapat melihat bagaimana inovasi terus mendorong batas-batas kemampuan manusia untuk menciptakan dunia yang lebih efisien, aman, dan terhubung. Masa depan ini membawa harapan bahwa sistem digital akan semakin cerdas, fleksibel, dan dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan global yang terus berkembang.
3. Kondisi dan Permasalahan dalam Pemanfaatan Teknologi Digital di Indonesia
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi digital di Indonesia telah menunjukkan kemajuan pesat dalam beberapa dekade terakhir. Namun, berbagai tantangan tetap ada, yang perlu diatasi untuk menciptakan ekosistem digital yang efektif, inklusif, dan berkelanjutan. Kondisi dan permasalahan ini dapat dipetakan ke dalam beberapa kategori utama yang mencakup infrastruktur, regulasi, sumber daya manusia (SDM), keamanan, inovasi, dan kolaborasi. Pemahaman yang jelas tentang kondisi dan tantangan ini akan membantu dalam merumuskan solusi yang tepat, termasuk peran Sistem Digital Nasional (SISDINAS) sebagai kerangka kerja yang terintegrasi.
3.1. Infrastruktur Digital
Infrastruktur digital adalah fondasi dari ekosistem teknologi yang kuat. Saat ini, Indonesia telah mencatat peningkatan signifikan dalam hal akses internet, terutama di wilayah perkotaan. Namun, tantangan besar masih terletak pada kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan. Banyak wilayah terpencil dan pedalaman yang belum memiliki akses memadai ke jaringan internet yang stabil dan cepat. Hambatan geografis, seperti wilayah kepulauan yang luas dan sulit dijangkau, menambah kompleksitas dalam membangun jaringan broadband yang andal di seluruh wilayah Indonesia. Tanpa infrastruktur yang memadai, upaya digitalisasi tidak dapat berkembang secara merata dan menyeluruh.
3.2. Regulasi dan Kebijakan
Regulasi dan kebijakan memainkan peran penting dalam pengembangan teknologi digital. Namun, salah satu tantangan utama di Indonesia adalah regulasi yang belum adaptif terhadap perkembangan teknologi. Inovasi digital yang berkembang pesat sering kali tidak diimbangi dengan peraturan yang mampu mengakomodasi kebutuhan baru, sehingga menghambat adopsi teknologi dan inovasi. Selain itu, koordinasi antar kementerian dan lembaga terkait masih kurang optimal, menyebabkan fragmentasi kebijakan. Akibatnya, terdapat program-program yang tumpang tindih atau bahkan saling bertentangan, membuat ekosistem digital sulit berkembang dengan baik. Harmonisasi kebijakan dan regulasi lintas sektor menjadi kebutuhan mendesak untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan digital di Indonesia.
3.3. Keterampilan dan Sumber Daya Manusia (SDM)
Pengembangan SDM merupakan elemen kunci dalam membangun ekosistem digital yang tangguh. Meskipun terdapat banyak lulusan dari institusi pendidikan dengan latar belakang teknologi, perusahaan masih mengalami kesulitan mencari tenaga kerja yang memiliki keterampilan digital yang relevan dan mutakhir. Pendidikan formal di bidang teknologi digital di Indonesia sering kali tidak selaras dengan kebutuhan industri, yang menyebabkan adanya kesenjangan keterampilan. Selain itu, terbatasnya program pelatihan dan pengembangan keterampilan digital di tingkat dasar dan menengah membuat banyak pekerja kesulitan mengikuti perkembangan teknologi terbaru. Tanpa investasi dalam pengembangan SDM yang memadai, potensi inovasi teknologi di Indonesia sulit dioptimalkan.
3.4. Keamanan Siber dan Privasi Data
Keamanan siber menjadi isu yang semakin mendesak di era digital ini. Meningkatnya konektivitas perangkat melalui internet juga membawa risiko yang lebih besar terhadap ancaman keamanan. Kasus-kasus peretasan, pencurian data, dan pelanggaran privasi telah menjadi perhatian utama, baik di sektor publik maupun swasta. Sementara itu, regulasi mengenai perlindungan data pribadi masih perlu diperkuat untuk memastikan keamanan data pengguna. Banyak perusahaan dan lembaga pemerintah masih menghadapi tantangan dalam mengimplementasikan sistem keamanan yang memadai untuk melindungi data sensitif dari ancaman siber yang terus berkembang. Ketidakmampuan untuk menangani masalah keamanan ini dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap layanan digital dan memperlambat adopsi teknologi.
3.5. Dukungan terhadap Inovasi dan Riset
Riset dan pengembangan (R&D) adalah pendorong utama dalam menciptakan inovasi teknologi baru. Sayangnya, investasi di sektor R&D di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Banyak perusahaan, terutama di sektor startup, sering kesulitan mendapatkan akses ke pendanaan yang memadai untuk mengembangkan teknologi baru. Selain itu, kolaborasi antara industri, universitas, dan pusat riset juga belum optimal, sehingga sulit untuk membangun ekosistem yang mendorong terciptanya inovasi yang berkelanjutan. Tanpa dukungan kuat di bidang riset dan pengembangan, Indonesia berisiko tertinggal dalam kompetisi global di bidang teknologi digital.
3.6. Kolaborasi dan Koordinasi Lintas Sektor
Kolaborasi yang efektif antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat, adalah kunci dalam menciptakan ekosistem digital yang sukses. Namun, koordinasi lintas sektor di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Fragmentasi dalam kebijakan, kurangnya platform untuk kolaborasi, dan minimnya komunikasi antar sektor sering kali menghambat terciptanya ekosistem digital yang harmonis dan terintegrasi. Kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah, perusahaan teknologi, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan solusi digital yang inovatif dan dapat diimplementasikan secara luas.
Secara keseluruhan, kondisi dan permasalahan dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi digital di Indonesia menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih holistik dan terkoordinasi. Tantangan-tantangan ini tidak hanya terkait dengan infrastruktur atau regulasi, tetapi juga menyentuh aspek SDM, keamanan, inovasi, dan kolaborasi. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan kerangka kerja yang komprehensif dan terstruktur, di mana Sistem Digital Nasional (“Sisdiginas”) dapat berfungsi sebagai “patitur” yang mengorkestrasi seluruh elemen dalam ekosistem digital. Dengan mengintegrasikan upaya di berbagai bidang, diharapkan Indonesia dapat membangun ekosistem digital yang inklusif, aman, dan berkelanjutan, yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat
- Pengaruh Lingkungan Strategis dalam Pemanfaatan Teknologi Digital
Pengembangan teknologi digital, termasuk konsep inovatif seperti ©Diginet-of-Things (©DoT), sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan strategis yang mencakup dimensi teknologi, nasional, dan global. Dalam menciptakan ekosistem digital yang lebih terintegrasi, memahami pengaruh dari lingkungan strategis ini menjadi kunci untuk mencapai adopsi yang luas dan berkelanjutan. ©DoT, sebagai solusi untuk memperluas cakupan integrasi perangkat digital baik yang terhubung langsung ke jaringan digital (On-digigrid) maupun yang tidak (Off-digigrid), bergantung pada kondisi yang mendukung dari ketiga dimensi tersebut.
4.1. Pengaruh Perkembangan Teknologi
Teknologi selalu menjadi motor utama dalam transformasi digital, dan kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan infrastruktur jaringan yang lebih canggih, seperti 5G, memberikan dorongan signifikan bagi pengembangan ©DoT. AI dan pembelajaran mesin memungkinkan sistem digital untuk menganalisis data dalam jumlah besar, membuat keputusan cerdas secara otomatis, dan mengoptimalkan proses di berbagai sektor. Ini memfasilitasi adopsi teknologi yang lebih efisien dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, mulai dari layanan kesehatan hingga transportasi dan manufaktur. Di sisi lain, teknologi blockchain memberikan lapisan keamanan tambahan dengan memastikan bahwa data yang dipertukarkan melalui sistem ©DoT aman dan tidak mudah dimanipulasi.
Infrastruktur jaringan, khususnya teknologi 5G, juga menjadi elemen penting dalam perkembangan ©DoT. Jaringan 5G memungkinkan konektivitas yang lebih cepat dan dengan latensi rendah, yang berarti perangkat dapat berkomunikasi dengan lancar dalam waktu nyata, baik di On-digigrid maupun Off-digigrid. Selain itu, teknologi komputasi awan dan komputasi tepi (edge computing) memudahkan pemrosesan data secara lebih fleksibel, bahkan di lokasi yang tidak terhubung langsung ke jaringan internet. Semua ini membantu menciptakan ekosistem digital yang lebih terpadu dan responsif.
4.2. Pengaruh Lingkungan Nasional
Di tingkat nasional, kebijakan pemerintah, infrastruktur yang ada, dan kesiapan sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan ©DoT. Pemerintah Indonesia telah mengadopsi berbagai kebijakan untuk mendorong digitalisasi melalui program-program seperti “Making Indonesia 4.0,” yang berfokus pada transformasi digital di sektor-sektor utama. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal menciptakan regulasi yang adaptif dan koheren. Kebijakan yang belum sepenuhnya sinkron dapat menyebabkan fragmentasi dan memperlambat adopsi teknologi baru. Diperlukan regulasi yang mendukung inovasi, misalnya dalam bentuk insentif pajak untuk perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi digital serta dukungan terhadap pengembangan infrastruktur digital di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, kesiapan infrastruktur digital masih menjadi tantangan yang besar. Meskipun ada peningkatan signifikan dalam perluasan jaringan internet, kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan tetap menjadi masalah. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa akses internet cepat dan stabil dapat dinikmati di seluruh wilayah, bukan hanya di pusat-pusat kota. Tanpa infrastruktur yang andal, pengembangan ©DoT sulit dilakukan secara merata.
Kesiapan SDM juga menjadi tantangan krusial. Pengembangan teknologi digital memerlukan tenaga kerja yang terampil dan berpengetahuan dalam bidang teknologi terkini. Namun, kesenjangan keterampilan di Indonesia masih cukup besar, dengan banyak lulusan yang kurang siap menghadapi tuntutan industri digital. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan digital, termasuk di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), untuk menciptakan tenaga kerja yang mampu mendukung inovasi dan perkembangan ©DoT.
4.3. Pengaruh Lingkungan Global
Selain faktor teknologi dan nasional, lingkungan global juga memiliki dampak besar terhadap perkembangan teknologi digital di Indonesia, khususnya dalam konteks ©DoT. Dalam era digital yang semakin terhubung, standarisasi internasional dan interoperabilitas menjadi elemen penting yang harus diperhatikan. Sistem ©DoT harus mampu bekerja dengan standar teknologi global agar dapat terintegrasi dengan lancar ke dalam ekosistem yang lebih luas. Hal ini tidak hanya membuka peluang bagi perusahaan Indonesia untuk bersaing di pasar internasional, tetapi juga memastikan bahwa perangkat dan sistem digital dapat beroperasi secara efektif tanpa terhambat oleh perbedaan standar.
Kerja sama internasional dan transfer teknologi menjadi kunci dalam mempercepat adopsi teknologi baru. Dengan membangun kemitraan dengan negara-negara maju, Indonesia dapat mengakses teknologi terkini dan memanfaatkan pengetahuan serta pengalaman dari luar negeri. Kolaborasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D), serta program pertukaran pengetahuan, akan sangat bermanfaat dalam memperkuat inovasi lokal. Dinamika perdagangan dan regulasi global juga tidak bisa diabaikan. Perubahan kebijakan terkait teknologi baru seperti AI dan blockchain di tingkat global dapat mempengaruhi pengembangan ©DoT di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi pengembang teknologi di Indonesia untuk terus memantau regulasi internasional agar dapat beradaptasi dengan ketentuan yang berlaku dan tetap kompetitif.
Dapat disimpulkan bahwa lingkungan strategis memainkan peran penting dalam membentuk perkembangan dan pemanfaatan teknologi digital di Indonesia. Dalam konteks pengembangan ©DoT, baik teknologi, kebijakan nasional, maupun dinamika global memberikan pengaruh yang signifikan. Memahami ketiga dimensi ini akan membantu dalam merancang solusi yang lebih terintegrasi dan efektif. Dengan pendekatan yang terkoordinasi dan dukungan dari berbagai pihak, Indonesia dapat mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang untuk menjadi pusat teknologi digital terkemuka di kawasan ini.
7. Perlunya Membangun “Sistem Digital Nasional”
Sistem Digital Nasional (Sisdiginas), yang didasarkan pada konsep ©DoT, merupakan kerangka kerja komprehensif yang dirancang untuk mengorkestrasi berbagai elemen dalam ekosistem teknologi digital nasional. Seperti halnya sebuah orkestra yang memerlukan partitur dan seorang konduktor untuk menyelaraskan nada, Sisdiginas bertindak sebagai sistem terkoordinasi dengan kepemimpinan yang efektif, memastikan bahwa berbagai subsistem digital dapat beroperasi harmonis dan optimal.
Dalam implementasinya, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) akan berperan sebagai konduktor utama, berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktiptek) untuk menyelaraskan pengembangan teknologi serta kebijakan digital. Untuk mengatasi tantangan fragmentasi yang sering muncul dalam pengembangan teknologi digital, dibutuhkan sebuah entitas koordinasi kebijakan bernama Dewan Digital Nasional. Dewan ini akan berfungsi sebagai platform untuk koordinasi kebijakan, harmonisasi program, dan pengawasan implementasi Sisdiginas, memastikan bahwa berbagai subsistem dapat bekerja secara terintegrasi dan efisien.
Tujuan Utama Sisdiginas:
- Menciptakan Ekosistem Digital Terpadu: Memastikan integrasi dan interoperabilitas antara berbagai subsistem digital, baik yang bersifat on-digitalgrid (terkoneksi) maupun off-digitalgrid (independen).
- Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Digital: Mendukung inovasi teknologi dan pengembangan industri berbasis digital untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
- Meningkatkan Keamanan dan Privasi Data: Mengimplementasikan sistem keamanan siber yang canggih untuk melindungi data pribadi dan institusional, serta memastikan kepercayaan publik terhadap teknologi digital.
- Memperluas Akses Digital yang Inklusif: Menyediakan infrastruktur digital yang merata di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati manfaat digitalisasi.
- Mendukung Transformasi Digital di Sektor Publik dan Swasta: Meningkatkan efisiensi operasional, transparansi, dan kualitas layanan di sektor publik dan swasta melalui adopsi teknologi digital yang terintegrasi.
Empat Unsur Utama Sisdiginas:
- Usaha Inti Digital (Kemkomdigi) Sebagai kementerian yang memegang peran utama di sektor digital, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bertanggung jawab atas pengembangan dan pengelolaan infrastruktur digital nasional seperti jaringan internet, pusat data, dan platform digital. Kementerian ini juga akan memimpin inisiatif untuk memperkuat ekosistem digital nasional dengan memastikan konektivitas yang luas, standar keamanan siber, serta regulasi yang mendukung inovasi.
- Peran Utama:
- Membangun dan mengelola infrastruktur digital nasional, termasuk jaringan 5G dan layanan cloud.
- Menetapkan kebijakan dan regulasi terkait teknologi digital di berbagai sektor.
- Mengembangkan program nasional untuk mempercepat transformasi digital di sektor publik dan swasta.
- Peran Utama:
- Usaha Penunjang Digital (Kementerian Perindustrian) Usaha penunjang digital melibatkan produksi perangkat keras dan perangkat lunak, serta pengembangan sektor industri yang mendukung ekosistem digital seperti manufaktur perangkat elektronik dan solusi otomatisasi. Kementerian Perindustrian bertanggung jawab memastikan bahwa industri dalam negeri mampu memproduksi kebutuhan teknologi digital secara kompetitif, termasuk komponen penting seperti sensor, server, dan perangkat jaringan.
- Peran Utama:
- Mendukung pengembangan industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) melalui kebijakan yang inklusif.
- Mendorong investasi dan pengembangan produk digital dalam negeri.
- Memfasilitasi adopsi teknologi digital di sektor industri untuk meningkatkan efisiensi operasional.
- Peran Utama:
- Keamanan dan Ketahanan Digital (Kementerian Pertahanan) Keamanan dan ketahanan digital adalah komponen penting dalam menjaga keberlangsungan ekosistem digital. Kementerian Pertahanan bertanggung jawab atas pengembangan strategi keamanan siber nasional untuk melindungi infrastruktur digital dari ancaman seperti peretasan dan pencurian data. Mereka juga bekerja sama dengan lembaga lain untuk merumuskan kebijakan ketahanan digital di saat krisis.
- Peran Utama:
- Mengembangkan sistem keamanan siber nasional.
- Mengimplementasikan kebijakan ketahanan digital yang mencakup manajemen risiko dan perlindungan data.
- Melakukan pelatihan dan simulasi untuk meningkatkan kesiapan menghadapi ancaman digital.
- Peran Utama:
- SDM dan Teknologi (Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi) Pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi merupakan faktor kunci dalam keberhasilan adopsi digital secara luas. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi bertanggung jawab atas pendidikan, penelitian, dan pengembangan (R&D) yang mendukung teknologi digital. Mereka memastikan lulusan universitas dan akademisi memiliki keterampilan digital yang relevan, seperti AI, analitik data, dan keamanan siber.
- Peran Utama:
- Mengembangkan kurikulum pendidikan yang berfokus pada keterampilan digital dan teknologi.
- Mendorong riset dan pengembangan dalam teknologi baru, dengan kolaborasi antar universitas dan industri.
- Menyediakan program pelatihan untuk memperkuat kompetensi tenaga kerja di bidang teknologi digital.
- Peran Utama:
Dengan pembagian tugas yang jelas, Sisdiginas dapat berfungsi sebagai “partitur” yang mengorkestrasi berbagai elemen dalam ekosistem digital di Indonesia. Setiap kementerian yang terkait dengan sektor digital memiliki peran spesifik, memungkinkan mereka fokus pada tanggung jawab masing-masing tanpa terjadi tumpang tindih. Pendekatan ini juga mendorong kolaborasi antar kementerian, sehingga setiap bagian dari ekosistem digital saling melengkapi dan mendukung, menciptakan sistem yang kohesif, aman, dan berkelanjutan.
Implementasi Sisdiginas yang terencana dengan baik akan memastikan bahwa Indonesia mampu bersaing di tingkat global dengan infrastruktur digital yang kuat, inovasi teknologi yang cepat, dan SDM yang kompeten. Hal ini akan membantu negara mencapai visinya sebagai pusat teknologi digital terkemuka di kawasan Asia dan dunia.
8. Perlunya Membuat “Kebijakan Digital Nasional”
Kebijakan Digital Nasional adalah kerangka kerja penting yang mengarahkan pembangunan dan pemanfaatan Sistem Digital Nasional (Sisdiginas). Seperti halnya infrastruktur fisik yang membutuhkan perencanaan matang, ekosistem digital juga memerlukan kebijakan yang terstruktur dan adaptif. Kebijakan ini dirancang sebagai panduan bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor digital, mulai dari pemerintah, industri, hingga masyarakat luas.
Dengan kebijakan yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan, transformasi digital di Indonesia dapat berjalan lebih efisien dan efektif. Meskipun Dewan Digital Nasional (DEDIGINAS) belum terbentuk, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) sebagai pemegang portofolio sektor digital dapat mulai menyusun konsep kebijakan ini. Nantinya, kebijakan tersebut akan disahkan oleh DEDIGINAS, yang berperan sebagai platform untuk koordinasi, harmonisasi program, dan pengawasan implementasi.
Prinsip-Prinsip Utama Kebijakan Digital Nasional:
- a) Integrasi dan Interoperabilitas
Kebijakan ini menekankan pentingnya integrasi yang harmonis antara berbagai sistem digital di sektor publik dan swasta. Pemerintah akan menetapkan standar nasional untuk memastikan interoperabilitas antarplatform, perangkat, dan sistem digital, baik yang terhubung melalui on-digitalgrid maupun off-digitalgrid. Tujuannya adalah memastikan data dapat mengalir tanpa hambatan antarentitas, sehingga memfasilitasi kolaborasi lintas sektor yang lebih baik.
- Strategi yang diterapkan meliputi:
- Pengembangan standar nasional untuk interoperabilitas data dan sistem digital.
- Penerapan kerangka kerja yang memastikan keselarasan antara sektor teknologi dan sektor digital lainnya.
- b) Inovasi dan Pengembangan Teknologi
Kebijakan digital nasional harus mendorong inovasi dan perkembangan teknologi secara berkelanjutan. Pemerintah akan memberikan dukungan melalui riset dan pengembangan (R&D), termasuk insentif pajak bagi perusahaan dan startup yang berinvestasi dalam inovasi digital. Selain itu, kolaborasi antara universitas, pusat penelitian, dan sektor industri perlu diperkuat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi teknologi digital.
- Langkah-langkah strategis:
- Peningkatan anggaran untuk R&D di bidang teknologi digital.
- Insentif dan keringanan pajak untuk perusahaan yang berinovasi di sektor teknologi.
- Pembentukan pusat inovasi yang mengintegrasikan universitas dan industri.
- c) Akses dan Inklusivitas Digital
Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan seluruh masyarakat, termasuk mereka di wilayah terpencil, memiliki akses yang sama terhadap infrastruktur dan layanan digital. Fokus pembangunan akan diarahkan pada infrastruktur broadband di seluruh pelosok negeri, sehingga mengurangi kesenjangan digital dan memastikan setiap warga negara dapat berpartisipasi dalam ekosistem digital.
- Inisiatif penting yang diusulkan:
- Pembangunan infrastruktur broadband di seluruh Indonesia, termasuk daerah terpencil.
- Program subsidi dan insentif untuk penyedia layanan internet yang memperluas jaringan ke daerah-daerah terpencil.
- Program literasi digital untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital.
- d) Keamanan Siber dan Perlindungan Data
Dengan meningkatnya ancaman keamanan siber, perlindungan data menjadi prioritas dalam kebijakan digital nasional. Penguatan regulasi keamanan siber serta perlindungan data pribadi akan melindungi data pengguna dari penyalahgunaan dan ancaman siber. Teknologi seperti enkripsi, blockchain, dan kecerdasan buatan akan digunakan untuk meningkatkan keamanan data.
- Kebijakan yang direncanakan antara lain:
- Implementasi kerangka Good Digital Governance (GDG) yang mencakup sektor publik, korporasi, dan masyarakat.
- Penegakan regulasi perlindungan data yang ketat untuk melindungi data pribadi dan institusional.
- Pengembangan teknologi keamanan yang canggih serta pelatihan rutin bagi tenaga kerja di bidang keamanan siber.
- e) Kolaborasi dan Koordinasi Lintas Sektor
Menciptakan ekosistem digital yang terintegrasi memerlukan kolaborasi lintas sektor yang kuat. Pemerintah akan memfasilitasi kerja sama antara sektor publik, swasta, akademisi, dan masyarakat guna memastikan harmonisasi kebijakan dan menghindari tumpang tindih inisiatif. Pembentukan Dewan Digital Nasional (DEDIGINAS) diharapkan menjadi kunci untuk mengoordinasikan kebijakan dan memastikan implementasi Sisdiginas berjalan lancar.
- Fokus strategis meliputi:
- Pembentukan Dewan Digital Nasional (DEDIGINAS) untuk koordinasi kebijakan digital lintas sektor.
- Mendorong kerja sama antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat melalui pendekatan Pentahelix.
- Pengembangan mekanisme monitoring dan evaluasi untuk memastikan program-program digital berjalan sesuai dengan rencana strategis nasional.
- f) Ekonomi Digital yang Berkelanjutan
Kebijakan ini juga berfokus pada pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan, memastikan bahwa inovasi dan digitalisasi memberikan dampak positif jangka panjang. Pendekatan ©Diginet-of-Things (©DoT) akan digunakan untuk memastikan integrasi yang holistik antara teknologi dan proses bisnis di berbagai sektor industri, meningkatkan efisiensi operasional, serta membuka peluang baru di pasar global.
- Strategi pengembangan meliputi:
- Dukungan terhadap digitalisasi sektor usaha kecil dan menengah (UKM) untuk meningkatkan daya saing.
- Pengembangan ekosistem digital yang inklusif dengan teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan.
- Penerapan teknologi ©DoT untuk menciptakan ekosistem digital yang efisien dan fleksibel.
Dapat disimpulkan bahwa “Kebijakan Digital Nasional” akan menjadi panduan penting dalam membangun “Sistem Digital Nasional (Sisdiginas)” yang terintegrasi, aman, dan inklusif. Melalui kebijakan yang mendorong inovasi, memperluas akses digital, memastikan keamanan siber yang ketat, serta menguatkan kolaborasi lintas sektor, Sisdiginas diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan ekosistem digital yang maju dan berkelanjutan. Koordinasi yang efisien melalui “Dewan Digital Nasional” akan memastikan semua pemangku kepentingan berperan aktif dalam transformasi digital, yang memberikan manfaat jangka panjang bagi ekonomi dan masyarakat Indonesia
9. Implikasi Kebijakan: Strategi Pelaksanaan Kebijakan Digital Nasional
Dalam mengimplementasikan Kebijakan Digital Nasional, diperlukan strategi yang komprehensif untuk memastikan keberhasilan Sistem Digital Nasional. Strategi ini mencakup pendekatan di berbagai bidang, termasuk kesisteman, regulasi, kelembagaan, dan tata kelola (governance). Dengan pendekatan terpadu, Sisdiginas diharapkan mampu mengorkestrasi berbagai subsistem digital sehingga dapat beroperasi secara efisien, terintegrasi, dan berkelanjutan. Berikut adalah strategi pelaksanaan kebijakan yang telah diperbarui, termasuk koreksi dan tambahan dari regulasi yang relevan.
a). Implikasi Kesisteman : Menggunakan Sisdiginas sebagai “Patitur” Digital Nasional
Sisdiginas akan berfungsi sebagai kerangka kerja terpadu atau “patitur” yang meng-orkestrasi pengembangan dan pengelolaan infrastruktur serta layanan digital nasional. Untuk mencapai integrasi ini, beberapa langkah strategis diperlukan:
- Penyusunan Standar Kesisteman: Menciptakan standar nasional untuk integrasi data dan sistem di berbagai sektor publik dan swasta. Standar ini akan memastikan bahwa semua elemen On-digitalgrid dan Off-digitalgrid dapat beroperasi dengan harmonis.
- Penguatan Infrastruktur Digital: Mempercepat pengembangan jaringan 5G, pusat data nasional, dan layanan cloud untuk meningkatkan konektivitas di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah yang sulit dijangkau.
- Integrasi Teknologi Mutakhir: Mendukung adopsi teknologi baru seperti ©DoT, kecerdasan buatan (AI), Artificial General Intelligence (AGI), blockchain, dan komputasi kuantum guna menciptakan ekosistem digital yang modern dan berkelanjutan.
- b) Implikasi Legal: Penyempurnaan Peraturan Perundang-Undangan
Dasar hukum yang kuat diperlukan untuk mengatur pemanfaatan teknologi digital di Indonesia. Sejumlah undang-undang yang menjadi landasan meliputi:
- UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
- UU Nomor 19 Tahun 2016 (Perubahan UU ITE)
- UU Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (PDP)
- UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
- UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Klaster Telekomunikasi dan Digital)
- UU Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pemanfaatan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara, yang mencakup teknologi digital sebagai sumber daya buatan yang perlu dikelola dengan regulasi khusus.
- Harmonisasi dan Penguatan Regulasi: Revisi regulasi yang ada untuk mendukung pengembangan ekosistem digital yang inklusif dan aman. Harmonisasi aturan akan memastikan tidak ada tumpang tindih atau konflik antar sektor.
- Penegakan Perlindungan Data Pribadi: Penguatan UU PDP untuk menjamin keamanan data pribadi dan institusional, serta membangun kepercayaan pengguna terhadap layanan digital.
- Penyederhanaan Proses Regulasi: Membuat prosedur perizinan yang lebih cepat dan adaptif, sehingga para inovator dan pelaku industri teknologi dapat beroperasi tanpa hambatan birokrasi yang berlebihan.
- c) Implikasi Kelembagaan: Pembentukan “Dewan Digital Nasional”
Struktur kelembagaan yang efektif sangat penting agar kebijakan dapat dijalankan secara optimal. Pembentukan Dewan Digital Nasional (DEDIGINAS) adalah langkah strategis untuk memperkuat koordinasi di sektor digital.
- Menkomdigi sebagai Dirigen: Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) akan bertindak sebagai pemimpin utama yang mengoordinasikan seluruh aspek digital di Indonesia.
- Pembentukan Dewan Digital Nasional (DEDIGINAS):
- Ketua: Presiden RI
- Wakil Ketua : Menko bidang ….
- Ketua Harian: Menko
- Wakil Ketua Harian: Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
- Anggota: Kementerian terkait, perwakilan sektor industri, akademisi, serta masyarakat.
Fungsi Utama DEDIGINAS:
- Mengintegrasikan kebijakan digital dari berbagai kementerian dan sektor terkait.
- Mengawasi implementasi Sisdiginas serta memastikan bahwa seluruh subsistem bekerja secara sinergis.
- Memfasilitasi kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat, guna menciptakan ekosistem digital yang berkelanjutan.
- d) Implikasi Tata Kelola: Trilogi Good Digital Governance
Pengembangan dan pemanfaatan ekosistem digital memerlukan tata kelola yang komprehensif untuk mengatur seluruh proses digitalisasi. Tata kelola ini dibagi menjadi tiga aspek utama: - Good Digital Public Governance (GDPG):
- Transformasi e-Government: Mendorong pengembangan layanan publik berbasis digital yang efisien dan transparan, seperti e-health, e-tax, e-education, dan e-administrasi.
- Monitoring dan Evaluasi: Menerapkan sistem monitoring untuk menilai efektivitas program-program digital pemerintah, serta menyesuaikan strategi berdasarkan hasil evaluasi.
- Good Digital Corporate Governance (GDCG):
- Akuntabilitas dan Transparansi: Memastikan perusahaan teknologi menerapkan standar keamanan dan privasi yang tinggi serta mematuhi regulasi.
- Compliance dan Risk Management: Mendorong perusahaan untuk mengimplementasikan kebijakan keamanan siber dan manajemen risiko guna melindungi data dan operasional mereka.
- Good Digital Society Governance (GDSG):
- Literasi Digital: Meningkatkan pendidikan dan literasi digital masyarakat melalui program edukasi dan kampanye publik, untuk memastikan kesiapan menghadapi era digital.
- Partisipasi dan Inklusi: Mengajak partisipasi aktif dari masyarakat dalam ekosistem digital, serta memastikan inklusi digital dengan menjangkau kelompok yang belum memiliki akses.
Strategi pelaksanaan Kebijakan Digital Nasional bertujuan menciptakan Sistem Digital Nasional (Sisdiginas) yang terpadu, inklusif, dan berkelanjutan. Dengan peran Menkomdigi sebagai pemimpin orkestra serta “Dewan Digital Nasional” sebagai badan koordinasi kebijakan, ekosistem digital nasional diharapkan dapat berkembang secara efektif, aman, dan efisien. Penguatan regulasi, harmonisasi kebijakan lintas sektor, dan peningkatan literasi digital akan menjadi komponen utama dari strategi ini, sehingga dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai negara terdepan dalam transformasi digital, dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan.
Pendekatan ini memungkinkan kolaborasi yang lebih baik dan mendorong kemajuan pesat di sektor digital, menciptakan masa depan yang lebih terhubung, efisien, dan inovatif bagi seluruh masyarakat Indonesia. Apabila konsep ini disetujui, perlu segera disusun “Astagenda Digital” (8 Agenda Digital Nasional).
Jakarta, 27 Oktober 2024