Diripedia Online

Taksonomi Diri Manusia Menurut DIRIPEDIA

Oleh :Luluk Sumiarso
Pendiri/Ketua NioD-Indonesia
(The Nusantara Institute of Diripedia)

DIRIPEDIA adalah sebuah konsep dan kerangka pengetahuan holistik tentang diri manusia yang digagas dan dikembangkan oleh The Nusantara Institute of Diripedia (NIoD-Indonesia). DIRIPEDIA berupaya untuk menggali dan mengaktualisasikan ilmu dari ajaran leluhur Nusantara guna membentuk manusia paripurna, yaitu individu dengan raga yang bugar, jiwa yang tegar, dan sukma yang sadar.

DIRIPEDIA bertujuan untuk mengintegrasikan pengetahuan empiris dan non-empiris dalam mengeksplorasi dan mengaktualisasikan ilmu tentang diri manusia. Ini bertujuan untuk mencapai keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan, dengan fokus pada kesejahteraan fisik, mental, dan spiritual. Melalui pemahaman ini, DIRIPEDIA berharap dapat memandu individu menuju pemenuhan dan kebermaknaan hidup yang lebih dalam. DIRIPEDIA bukanlah ajaran, aliran, atau agama, tetapi sebuah pengetahuan holistik yang mencakup berbagai aspek kehidupan manusia. Ini mencakup pendekatan yang seimbang antara pengetahuan ilmiah yang dapat dibuktikan secara empiris dan kebijaksanaan tradisional yang mungkin belum dapat dibuktikan secara empiris tetapi memiliki nilai praktik yang mendalam.

DIRIPEDIA menawarkan pandangan yang komprehensif tentang manusia, mengintegrasikan berbagai dimensi dan parameter untuk membentuk pemahaman yang lebih lengkap dan holistik. Ini adalah panduan bagi individu untuk mengeksplorasi dan mengembangkan diri mereka dalam rangka mencapai keseimbangan dan harmoni dalam hidup, dengan menghargai warisan budaya Nusantara yang kaya.

Pendekatan holistik dalam DIRIPEDIA mengakui pentingnya keseimbangan dan integrasi antara Raga, Jiwa, dan Sukma dalam memahami konsep manusia. Dengan pemahaman ini, manusia dapat mencapai kesadaran diri yang utuh dan menjadi Manusia Paripurna, yang tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga memiliki kedalaman mental, emosional, dan spiritual.

Menurut Diripedia, manusia dapat dilihat dari berbagai perspektif, termasuk biologi, psikologi, sosial, budaya, dan spiritual. Setiap perspektif ini menawarkan pandangan yang unik tentang apa artinya menjadi manusia dan bagaimana realitas diri kita dibentuk. Berikut ini adalah beberapa sudut pandang yang membantu dalam memahami konsep manusia secara komprehensif:

  1. Perspektif Biologis Dari sudut pandang biologi, manusia (Homo sapiens) adalah spesies mamalia yang termasuk dalam keluarga Hominidae. Manusia memiliki karakteristik fisik dan genetik tertentu yang membedakan mereka dari makhluk hidup lainnya, seperti otak yang sangat berkembang yang memungkinkan kemampuan kognitif yang tinggi, penggunaan alat yang kompleks, dan kemampuan berkomunikasi melalui bahasa.
  2. Perspektif Psikologis Secara psikologis, manusia adalah makhluk yang memiliki kesadaran diri, emosi, pikiran, dan kemampuan untuk belajar, beradaptasi, serta berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Manusia juga memiliki kebutuhan dasar psikologis seperti cinta, penghargaan, dan pemenuhan diri.
  3. Perspektif Sosial dan Budaya Dari sudut pandang sosial dan budaya, manusia adalah makhluk sosial yang hidup dalam kelompok-kelompok, berinteraksi dengan individu lain, dan menciptakan struktur sosial serta budaya. Manusia menciptakan nilai-nilai, norma, tradisi, dan hukum yang mengatur kehidupan bermasyarakat.
  4. Perspektif Filosofis Secara filosofis, konsep manusia sering dikaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang eksistensi, makna hidup, kebebasan, dan etika. Manusia dianggap sebagai entitas yang memiliki kesadaran moral dan kemampuan untuk membuat pilihan yang bermakna.
  5. Perspektif Spiritualitas Dalam perspektif spiritualitas, manusia sering dianggap memiliki dimensi spiritual atau jiwa yang melampaui eksistensi fisik. Ini mencakup keyakinan bahwa manusia memiliki tujuan atau makna hidup yang lebih tinggi dan keterhubungan dengan kekuatan atau entitas yang lebih besar, seperti Tuhan atau alam semesta.
  6. Perspektif Usia Usia adalah salah satu cara untuk memahami perkembangan dan perubahan dalam kehidupan manusia. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok usia tertentu dapat memiliki dampak besar pada bagaimana mereka diperlakukan dan dihormati dalam masyarakat. Orang berusia di atas 60 tahun, di Indonesia, sering disebut sebagai Lansia (“lanjut usia”) atau bahkan pernah disebut Manula (“manusia usia lanjut”), istilah yang terkadang dirasa kurang manusiawi. Untuk memberikan penghargaan yang layak kepada mereka yang telah mencapai usia lanjut, Diripedia memperkenalkan istilah baru yang lebih positif dan penuh penghormatan: “Warga Dhira” atau “Wadira”. Istilah ini berasal dari bahasa Sanskerta “Dhira” (धीरो) yang berarti “orang yang teguh” atau “orang yang bijaksana dan tenang”. Warga Dhira adalah mereka yang telah mencapai usia lanjut dan dipandang sebagai sumber kebijaksanaan dan ketenangan dalam masyarakat. Sebagai pembanding, di Amerika Serikat, orang berusia 60 tahun ke atas disebut “Senior Citizens” atau “Warga Negara Senior”.

Taksonomi Diri Manusia

Dalam memahami diri manusia, Diripedia mengembangkan sebuah kerangka kerja holistik yang mengeksplorasi berbagai aspek yang membentuk keseluruhan keberadaan manusia. Taksonomi diri manusia menurut Diripedia dibagi menjadi tiga unsur atau elemen utama yaitu Raga, Jiwa, dan Sukma. Masing-masing elemen ini dijelaskan lebih lanjut melalui berbagai parameter diri yang mencakup Realitas Diri, Wujud Diri, Alam Diri, Dunia Diri, parameter esensial dan komprehensif dari diri manusia, serta parameter hukum yang berlaku atau tunduk pada hukum.

Taksonomi Diri Manusia bertujuan untuk mengklasifikasikan dan memahami berbagai aspek dari diri manusia berdasarkan elemen-elemen utama dan realitas yang terkait. Ini membantu dalam mengidentifikasi dan mengategorikan dimensi diri manusia seperti fisik (Raga), mental (Jiwa), dan spiritual (Sukma). Hal ini memberikan panduan untuk analisis dan pengembangan diri, baik dalam konteks pribadi maupun profesional, serta membantu dalam menyusun informasi terkait manusia dalam bentuk yang sistematis dan terstruktur.

Taksonomi Diri Manusia adalah klasifikasi atau pengelompokan yang sistematis tentang berbagai aspek yang membentuk identitas dan esensi manusia. Tujuan membuat taksonomi ini adalah untuk memahami komponen-komponen yang membentuk identitas manusia dari berbagai perspektif (biologis, psikologis, sosial, spiritual, dll.).

Dalam konteks DIRIPEDIA, manusia dipahami melalui integrasi tiga aspek utama, yaitu:

  1. Raga (Jasmani) Berfokus pada kesehatan tubuh dan kebugaran fisik, mencakup segala sesuatu yang dapat diobservasi dan diukur secara fisik.
  2. Jiwa (Psikani) Menyentuh aspek mental dan emosional, melibatkan pikiran, perasaan, dan kesadaran diri. Ini mencakup pengembangan mental yang sehat dan pengelolaan emosi.
  3. Sukma (Rohani) Berkaitan dengan nilai-nilai spiritual, intuisi, dan pengalaman transendental. Ini melibatkan pencarian makna hidup dan koneksi dengan sesuatu yang lebih tinggi.

Selain mengenali unsur atau elemen diri, kita perlu mengetahui tentang parameter untuk masing-masing unsur atau elemen diri tersebut, yaitu:

RAGA (Fisik):

  • Realitas Diri: Raga berhubungan dengan Realitas Objektif (R1) yang mencakup segala yang bisa diobservasi dan diukur secara fisik.
  • Wujud Diri: Fisik yang nyata, terlihat, dan dapat dirasakan.
  • Alam Diri: Alam Kenyataan yang berfokus pada interaksi fisik dalam dunia nyata.
  • Dunia Diri: Dunia Nyata, di mana interaksi fisik terjadi dan dapat disaksikan.
  • Parameter Esensial: Fisikalitas yang menekankan kesehatan dan kebugaran.
  • Parameter Komprehensif: Fokus pada menjaga dan meningkatkan kondisi fisik untuk dukungan kesejahteraan total.
  • Hukum yang Berlaku: Raga tunduk pada hukum fisika, seperti Hukum Gravitasi Newton, yang mengatur interaksi dan gerakan fisik.

JIWA (Non-Fisik):

  • Realitas Diri: Berkaitan dengan Realitas Subjektif (R2), mencakup pikiran, emosi, dan persepsi pribadi.
  • Wujud Diri: Non-fisik, mencakup aspek mental dan emosional.
  • Alam Diri: Alam Pikiran yang melibatkan proses berpikir dan emosi.
  • Dunia Diri: Dunia Maya, dimana proses pikiran dan emosi individu berperan.
  • Parameter Esensial: Mentalitas/Emosionalitas yang mencakup pengembangan mental yang sehat dan pengelolaan emosi.
  • Parameter Komprehensif: Penekanan pada kesadaran diri dan pengembangan pribadi.
  • Hukum yang Berlaku: Jiwa tunduk pada hukum psikologi, yang mengatur perilaku dan proses mental.

SUKMA (Metafisik):

  • Realitas Diri: Terkait dengan Realitas Transenden (R3), yang mencakup pengalaman spiritual dan intuisi.
  • Wujud Diri: Metafisik, melampaui fisik dan mental.
  • Alam Diri: Alam Kesejatian yang mengeksplorasi pengalaman yang melampaui pemahaman rasional.
  • Dunia Diri: Dunia Meta, yang terfokus pada pengalaman spiritual.
  • Parameter Esensial: Spiritualitas yang mencakup nilai-nilai spiritual, intuisi, dan hubungan transendental.
  • Parameter Komprehensif: Fokus pada pencarian makna dan koneksi dengan entitas yang lebih besar.
  • Hukum yang Berlaku: Sukma diduga tunduk pada hukum-hukum metafisik, termasuk tetapi tidak terbatas pada Hukum Superposisi Kuantum yang memungkinkan keberadaan dalam berbagai kemungkinan keadaan secara bersamaan.

 

Kesimpulan

Taksonomi ini tidak hanya memberikan wawasan tentang dimensi fisik, mental, dan spiritual manusia, tetapi juga mendefinisikan berbagai parameter yang membantu dalam memahami kompleksitas interaksi antara berbagai aspek diri. Pendekatan Diripedia mengakui pentingnya memahami semua aspek keberadaan manusia untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam dan kesejahteraan holistik.

Melalui taksonomi ini, Diripedia mengajak kita untuk mengintegrasikan pengetahuan empiris dan non-empiris dalam mengeksplorasi dan mengaktualisasikan ilmu tentang diri manusia yang digali dari ajaran leluhur Nusantara.

Dengan taksonomi ini, kita dapat lebih memahami dan mengembangkan diri kita secara menyeluruh, memastikan bahwa kita memperhatikan semua aspek keberadaan kita – dari fisik, mental, hingga spiritual. Hal ini penting dalam upaya kita mencapai keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan, serta dalam perjalanan kita menuju pemenuhan dan kebermaknaan hidup yang lebih dalam.

Jakarta, 3 Agustus 2024.

https://diripedia.org

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*