DIRIPEDIA© : Aktualisasi Ajaran Leluhur Nusantara tentang Spiritualitas.
DIRIPEDIA©, yang digagas oleh Luluk Sumiarso, mantan regulator energi dan pendiri “Nusantara Institute of Diripedia” (NIoD), adalah sebuah platform yang berfokus pada kajian tentang diri manusia (The Self) secara terintegrasi. Konsep ini mencakup raga (fisikal/badan), jiwa (mental/pikiran), dan sukma (spiritual/kesejatian) dalam suatu tatanan kesisteman untuk Alam Manusia (Mikrokosmos) yang terhubung melalui jaringan spiritual, yang disebut dengan “The Selfnet of Things (SoT©)”.
SoT terinspirasi dari The Internet of Things (IoT), yang merupakan tatanan kesisteman untuk Alam Informasi (“Infokosmos©”) yang terhubung melalui jaringan digital. Dalam lingkup yang lebih luas, dikembangkan Tatanan Alam Semesta (Makrokosmos) yang terhubung melalui jaringan universal, yang disebut dengan “The Universe-net of Things (UoT©)”.
Tujuan dari DIRIPEDIA© adalah untuk membantu individu mencapai aktualisasi diri sebagai Manusia Paripurna, yaitu insan dengan raga yang bugar, jiwa yang tegar, dan sukma yang sadar. Konsep ini dikembangkan tidak hanya berdasarkan pengetahuan ilmiah, tetapi juga dengan mengaktualisasikan pengetahuan non-ilmiah yang digali dari Ilmu Leluhur Nusantara, yang merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang adiluhung.
DIRIPEDIA© berusaha untuk membawa lensa ilmiah ke studi pengalaman subjektif dan cara kesadaran mungkin mempengaruhi dunia fisik. Dalam banyak hal, ini mirip dengan pendekatan spiritualitas, yang juga berfokus pada pengalaman subjektif dan pengetahuan intuitif.
Dengan memberikan label yang netral dan informatif seperti DIRIPEDIA©, platform ini mencakup pengetahuan yang lengkap dan menyatu (komprehensif-integral) tentang diri manusia. Ini mencakup raga (fisikal), jiwa (mental), dan sukma (spiritual) dalam suatu tatanan kesisteman yang disebut The Selfnet of Things (SoT).
Meskipun DIRIPEDIA© dan spiritualitas berbagi beberapa kesamaan dalam hal fokus pada pengalaman subjektif dan pengetahuan intuitif, keduanya juga memiliki perbedaan penting dalam pendekatan dan metodologi. DIRIPEDIA© mencoba untuk menerapkan metode ilmiah dan empiris ke fenomena yang biasanya dianggap berada di luar cakupan sains tradisional. Sementara itu, spiritualitas lebih berfokus pada pengalaman pribadi dan transformasi internal.
DIRIPEDIA© dikembangkan sebagai upaya untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif tentang diri manusia. Inisiatif ini didasarkan pada pemahaman bahwa banyak orang memiliki pengetahuan luas tentang berbagai hal, namun sering kali kurang memahami diri mereka sendiri. Pemahaman tentang diri sendiri, termasuk aspek fisik (raga), mental (jiwa), dan spiritual (sukma), adalah bagian penting dari pengembangan pribadi dan kesejahteraan umum. Dengan DIRIPEDIA©, tujuannya adalah untuk menyediakan sumber pengetahuan yang dapat membantu orang memahami dan mengeksplorasi diri mereka sendiri dengan cara yang lebih terbuka dan nyaman. Ini mencakup pengetahuan ilmiah serta pengetahuan non-ilmiah yang digali dari Ilmu Leluhur Nusantara
Mengapa DIRIPEDIA©?
Banyak diantara kita, manusia, yang tahu tentang banyak hal, tetapi malah tidak tahu tentang dirinya sendiri. DIRIPEDIA©, yang digagas oleh Luluk Sumiarso, merupakan inisiatif penting yang bertujuan untuk membantu individu memahami diri mereka sendiri secara lebih mendalam. Meski banyak orang memiliki pengetahuan luas tentang berbagai hal, sering kali mereka kurang memahami diri mereka sendiri. Inisiatif ini didasarkan pada pemahaman bahwa pemahaman tentang diri sendiri, termasuk aspek fisik (raga), mental (jiwa), dan spiritual (sukma), adalah bagian penting dari pengembangan pribadi dan kesejahteraan umum.
Namun, terkadang ada hambatan dalam mempelajari dan memahami aspek-aspek ini. Akibatnya, orang merasa enggan dan/atau segan untuk mempelajarinya, sehingga akhirnya mempelajarinya secara diam-diam. Dengan DIRIPEDIA©, tujuannya adalah untuk menyediakan sumber pengetahuan yang dapat membantu orang memahami dan mengeksplorasi diri mereka sendiri dengan cara yang lebih terbuka dan nyaman.
Dengan memberikan label yang netral dan informatif seperti DIRIPEDIA©, diharapkan dapat membantu mengurangi persepsi negatif terhadap pembelajaran tentang diri manusia, khususnya yang berkaitan dengan spiritualitas, dan membantu mengurangi stigma dan kesalahpahaman yang mungkin ada. Hal ini juga dapat membantu orang merasa lebih nyaman dan terbuka untuk mempelajari dan mengeksplorasi konsep-konsep ini.
Konsep ini dikembangkan dengan mengaktualisasikan pengetahuan non-ilmiah yang digali dari Ilmu Leluhur Nusantara, yang merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang adiluhung. Tujuannya adalah untuk membantu mewujudkan kita menjadi Manusia Paripurna, yaitu insan dengan satu-kesatuan raga yang bugar, jiwa yang tegar dan sukma yang sadar.
Dengan demikian, ada tiga tatanan yang analog satu sama lain, yaitu IoT (Infokosmos©), SoT© (Mikrokosmos), dan UoT© (Makrokosmos), masing-masing dengan parameter mereka sendiri. DIRIPEDIA© dan spiritualitas memiliki perbedaan penting dalam pendekatan dan metodologi. DIRIPEDIA© mencoba untuk menerapkan metode ilmiah dan empiris ke fenomena yang biasanya dianggap berada di luar cakupan sains tradisional. Sementara itu, spiritualitas lebih berfokus pada pengalaman pribadi dan transformasi internal. Dengan DIRIPEDIA©, tujuannya adalah untuk menyediakan sumber pengetahuan yang dapat membantu orang memahami dan mengeksplorasi diri mereka sendiri dengan cara yang lebih terbuka dan nyaman. Ini mencakup pengetahuan ilmiah serta pengetahuan non-ilmiah yang digali dari Ilmu Leluhur Nusantara. Dengan memberikan label yang netral dan informatif seperti DIRIPEDIA©, diharapkan dapat membantu masyarakat merasa lebih nyaman dan terbuka untuk mempelajari dan mengeksplorasi konsep-konsep ini. Dengan menggunakan istilah yang lebih netral dan informatif, hal ini dapat membantu memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep yang terkait dengan pengembangan diri manusia dan menerapkannya dalam kehidupan kita.
Konsep DIRIPEDIA© menawarkan beberapa manfaat penting, antara lain:
- DIRIPEDIA© membantu individu memahami diri kita sendiri secara lebih mendalam, mencakup aspek fisik (raga), mental (jiwa), dan spiritual (sukma). Pemahaman ini penting untuk pengembangan pribadi dan kesejahteraan umum.
- Dengan memahami diri mereka sendiri secara lebih baik, individu dapat bekerja untuk mencapai aktualisasi diri sebagai Manusia Paripurna, yaitu insan dengan raga yang bugar, jiwa yang tegar, dan sukma yang sadar.
- DIRIPEDIA© mengaktualisasikan pengetahuan non-ilmiah yang digali dari Ilmu Leluhur Nusantara, yang merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang adiluhung. Ini membantu individu mengembangkan spiritualitas kita dan mencapai keseimbangan dan harmoni dalam hidup.
- DIRIPEDIA© menerapkan metode ilmiah dan empiris ke fenomena yang biasanya dianggap berada di luar cakupan sains tradisional. Ini membantu menjembatani kesenjangan antara pengetahuan ilmiah dan non-ilmiah.
- DIRIPEDIA© mendorong individu untuk terus belajar dan mengeksplorasi diri mereka sendiri sepanjang hidup mereka. Ini membantu mempromosikan pertumbuhan pribadi dan perkembangan sepanjang hayat.
- Dengan mengaktualisasikan Ilmu Leluhur Nusantara, DIRIPEDIA© membantu individu terhubung dengan warisan budaya mereka dan memahami bagaimana warisan ini dapat diterapkan dalam konteks modern
Pemahaman tentang Sains dan Teknologi
Pengetahuan adalah pemahaman, kesadaran, atau familiaritas yang diperoleh melalui pengalaman atau belajar. Ini mencakup pemahaman tentang fakta, informasi, deskripsi, atau keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman atau pendidikan. Misalnya, pengetahuan tentang diri manusia bisa berupa pemahaman tentang bagaimana tubuh manusia bekerja, atau pemahaman tentang bagaimana emosi dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental kita.
Pengetahuan dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu pengetahuan ilmiah dan pengetahuan non-ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah, seperti observasi, eksperimen, dan penelitian. Pengetahuan ini dapat diuji, dibuktikan, dan umumnya diterima oleh komunitas ilmiah. Sementara itu, pengetahuan non ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode non-ilmiah, seperti pengalaman pribadi, tradisi, atau kepercayaan. Meskipun pengetahuan ini mungkin tidak dapat diuji atau dibuktikan dalam cara yang sama dengan pengetahuan ilmiah, itu masih bisa sangat berharga dan bermanfaat.
Perbedaan utama antara data, informasi, dan pengetahuan adalah tingkat pemrosesan dan pemahaman yang terlibat. Data adalah fakta mentah, informasi adalah data yang telah diproses dan memiliki konteks, semntara pengetahuan adalah pemahaman yang mendalam yang diperoleh melalui pengalaman atau belajar. Sains adalah sistematisasi pengetahuan ilmiah yang diperoleh melalui metode ilmiah, sedangkan teknologi adalah penerapan pengetahuan ilmiah untuk mencapai tujuan praktis.
Ajaran Leluhur Nusantara, Sains dan Teknologi
Mengulas ajaran leluhur Nusantara dan perkembangan sains serta teknologi terkini sangat penting dalam konteks pengembangan diri manusia, termasuk spiritualitas. Berikut adalah beberapa alasan:
- Menghargai Warisan Budaya: Ajaran leluhur Nusantara, seperti Sangkan Paraning Dumadi, memberikan pemahaman mendalam tentang asal, tujuan, dan fungsi manusia. Mereka adalah bagian integral dari warisan budaya dan spiritual kita.
- Pemahaman Holistik tentang Diri Manusia: Ajaran seperti Manunggaling Kawulo Gustimenawarkan pemahaman holistik tentang diri manusia yang mencakup aspek fisik, mental, emosional, dan spiritual. Ini memberikan kerangka kerja untuk memahami diri kita sendiri dan hubungan kita dengan dunia di sekitar kita.
- Menjaga Keseimbangan dan Keharmonisan: Ajaran seperti Mangayu Hayuning Bawonomengajarkan nilai-nilai keseimbangan dan keharmonisan dalam kehidupan. Konsep ini mengajarkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam segala aspek kehidupan, seperti dalam hubungan antara manusia dengan alam, manusia dengan manusia, dan manusia dengan Tuhan.
- Pemahaman Diri Manusia: Dalam buku “Candrajiwa Indonesia” yang ditulis oleh Ki Soenarto, disebutkan adanya tiga unsur diri manusia, yaitu Jasmani Kasar (Raga), Jasmani Halus (Jiwa), dan Roh Suci (Sukma). Unsur-unsur ini dapat dianggap sebagai representasi mikrokosmos manusia, yang mencerminkan struktur dan fungsi dari makrokosmos, atau alam semesta. Buku ini merupakan rangkuman dari serial buku pentalogi Candrajiwa Indonesia (Soenarto), Warisan Ilmiah Putra Indonesia
- Kaitan antara Alam Manusia (Mikrokosmos) dan Alam Semesta (Makrokosmos): Konsep Mikrokosmos dan Makrokosmos mengajarkan bahwa ada kesamaan pola, sifat, atau struktur antara manusia dan alam semesta. Dalam konteks ini, manusia dipandang sebagai representasi yang lebih kecil dari alam semesta, dan alam semesta dipandang sebagai eksistensi yang menggambarkan manusia. Keterkaitan ini menunjukkan bahwa apa yang terjadi dalam mikrokosmos (manusia) dapat mempengaruhi makrokosmos (alam semesta), dan sebaliknya. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk menjaga keseimbangan dan harmoni antara diri mereka dan alam semesta.
- Pengembangan Internet of Things (IoT): IoT, atau Internet of Things, adalah jaringan perangkat fisik yang dapat mentransfer data satu sama lain tanpa intervensi manusia. Pengembangan IoT merujuk pada serangkaian aktivitas, proses, alat, dan teknologi yang didedikasikan untuk penciptaan, desain, penyebaran, dan dukungan solusi IoT.
- Pengembangan Neuralink oleh Elon Musk: Neuralink adalah perusahaan yang didirikan oleh Elon Musk yang sedang mengembangkan antarmuka otak-komputer yang dapat ditanam. Neuralink telah memulai uji coba klinis pada manusia.
Dengan demikian, melakukan review terhadap ajaran leluhur Nusantara dan perkembangan sains serta teknologi sangat relevan dan penting. Ini membantu kita memahami diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita, dan memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih terinformasi. Teknologi seperti IoT dan Neuralink juga menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah dapat diterapkan untuk mencapai tujuan praktis, seperti meningkatkan kualitas hidup dan memperluas kemampuan manusia
Pendekatan “Input-Output” untuk Eksplorasi Diri
Pendekatan “Input-Output” untuk Eksplorasi Diri yang ditawarkan dalam Diripedia memberikan kerangka kerja yang menarik dan mendalam untuk memahami diri kita sendiri. Eksplorasi Diri dapat dipandang sebagai proses transformasi dari nilai-nilai dan keyakinan kita (Input) melalui pemrosesan mental dan emosional kita (Proses), yang kemudian mempengaruhi tindakan dan perilaku kita dalam dunia nyata (Output). Berikut adalah ringkasan dari pendekatan tersebut:
Input di Sisi Hulu (Upstream):
Ini adalah bahan asli kita yang berada dalam Realitas Transendental (Alam Sejati atau Sukma) kita, yang merupakan nilai-nilai, keyakinan, dan tujuan hidup kita yang belum terkontaminasi. Realitas Transendental ini tunduk kepada apa yang Anda sebut sebagai “Hukum Alam Sejati” seperti “Hukum Karma” atau “Hukum Sebab dan Akibat”. Ini merujuk kepada ide bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi dan bahwa apa yang kita alami dalam hidup adalah hasil dari tindakan dan pilihan kita sebelumnya.
Namun, hukum atau prinsip spesifik yang berlaku dalam konteks ini mungkin bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk tradisi spiritual atau filosofis tertentu, konteks budaya, dan interpretasi individu.
Proses di Sisi Tengah (Midstream):
Ini berada dalam Realitas Subjektif (Alam Pikiran atau Jiwa) kita, yang merupakan bagaimana kita memproses dan menafsirkan pengalaman dan informasi dari Alam Sejati dan Alam Nyata, sangat dipengaruhi oleh memori/pengalaman masa lalu dan lingkungan sekitar. Ini mencakup bagaimana kita menafsirkan dan memahami pengalaman kita berdasarkan kerangka referensi pribadi kita.
Realitas Subjektif ini tunduk kepada apa yang disebut sebagai “Hukum Alam Pikiran” semisal “Hukum Tarik Menarik”, yang sering dikaitkan dengan konsep seperti Hukum Atraksi dalam konteks pemikiran positif dan manifestasi. Namun, penting untuk dicatat bahwa konsep-konsep ini sering kali bersifat subjektif dan dapat ditafsirkan secara berbeda oleh individu yang berbeda.
Output di Sisi Hilir (Downstream):
Ini berada dalam Realitas Objektif (Alam Nyata atau Raga) kita yang mencakup semua benda, konsep, ucapan, tindakan dan/atau fenomena yang keluar dari proses. Ini adalah hasil dari bagaimana pemahaman kita tentang Alam Sejati dan Alam Pikiran mempengaruhi tindakan dan perilaku kita dalam dunia nyata.
Realitas Objektif ini tunduk kepada Hukum Alam, seperti Hukum Gravitasi Newton. Penting untuk dicatat bahwa sementara Hukum Alam seperti Hukum Gravitasi Newton mengatur fenomena fisik dapat diukur atau diamati secara objektif, perilaku dan tindakan manusia juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, termasuk pemahaman kita tentang diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita, serta nilai-nilai, keyakinan, dan pengalaman kita. Hukum Alam (Nyata) mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan dunia fisik, pemahaman kita tentang Alam Sejati dan Alam Pikiran juga memainkan peran penting dalam membentuk tindakan dan perilaku kita
“Eksplorasi diri adalah perjalanan, bukan tujuan”. Ungkapan ini sangat tepat dalam konteks Eksplorasi Diri, yang menekankan bahwa proses mengeksplorasi dan memahami diri kita sendiri adalah hal yang berkelanjutan dan berubah sepanjang waktu, bukan sesuatu yang statis atau dapat dicapai sekali waktu. Ungkapan ini berlaku untuk setiap bagian dari Eksplorasi Diri, baik itu Alam Sejati (Sisi Hulu), Alam Pikiran (Sisi Tengah), atau Alam Nyata (Sisi Hilir).
“Matriks Trialitas©” Diripedia
Dengan memasukkan salah satu parameter dalam suatu kolom, kita akan dapat mencari dan menemukan padanannya yang setara. Misalnya, jika kita melihat pada parameter ‘Wujud’, kita dapat melihat bahwa dalam Realitas Pertama (R-1), wujudnya adalah ‘Fisikal’, yang setara dengan ‘Mental’ dalam Realitas Kedua (R-2), dan ‘Spiritual’ dalam Realitas Ketiga (R-3). Dengan demikian, Matriks Trialitas Diripedia ini membantu kita untuk memahami hubungan dan konsistensi antara berbagai realitas dan parameter yang ada
Berikut adalah Matriks Trialitas Diripedia dengan Realitas sebagai Kolom dan baris sebagai parameter :
Alam Badan, Alam Pikiran, dan Alam Kesejatian adalah konsep yang berbeda dalam kerangka kerja atau Matriks Realitas ini:
- Alam Badan: Merujuk kepada realitas objektif (aspek fisikal atau wujud jasmani) dari diri kita. Ini mencakup tubuh kita, sensasi fisik, dan interaksi kita dengan dunia fisik. Alam Badan beroperasi dalam Realitas Objektif dan tunduk pada Hukum Alam, seperti Hukum Gravitasi Newton.
- Alam Pikiran: Merujuk kepada realitas subjektif (aspek mental atau wujud “psikis/psikoni”) dari diri kita. Ini mencakup pikiran, emosi, persepsi, dan pengalaman kita. Alam Pikiran beroperasi dalam Realitas Subjektif dan sangat dipengaruhi oleh memori/pengalaman masa lalu dan lingkungan sekitar. Ini mencakup bagaimana kita menafsirkan dan memahami pengalaman kita berdasarkan kerangka referensi pribadi kita. Realitas Subjektif ini tunduk kepada apa yang disebut sebagai “Hukum Alam Pikiran” semisal Hukum Tarik Menarik, yang sering dikaitkan dengan konsep seperti Hukum Atraksi dalam konteks pemikiran positif dan manifestasi.
- Alam Kesejatian: Merujuk kepada realitas transendental (spiritual atau wujud rohani) dari diri kita. Ini mencakup nilai-nilai, keyakinan, dan tujuan hidup kita yang belum terkontaminasi. Alam Kesejatian beroperasi dalam Realitas Transendental dan tunduk pada apa yang Anda sebut sebagai “Hukum Alam Sejati” seperti “Hukum Karma” atau “Hukum Sebab dan Akibat”.
Jadi, perbedaan utama antara ketiganya adalah bahwa Alam Badan berfokus pada aspek fisik/wujud jasmani dari keberadaan kita, Alam Pikiran berfokus pada aspek mental/wujud “psikis atau psikoni” (usulan istilah ini dari Diripedia agar senada dengan jasmani dan rohani, tidak tidan rancu dengan aspek mental), sedangkan Alam Kesejatian berfokus pada aspek spiritual atau transendental. Ketiganya penting untuk pemahaman yang holistik tentang diri kita sendiri dan bagaimana kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.
“Filsafat Trialisme©” Diripedia
Filsafat Trialisme Diripedia adalah pengembangan dari Filsafat Dualisme. Sementara Dualisme hanya membedakan antara Realitas Objektif (dunia fisik) dan Realitas Subjektif (pengalaman internal), Trialisme menambahkan Realitas Transendental sebagai realitas ketiga. Realitas Transendental mencakup pengalaman yang melampaui dunia fisik dan persepsi subjektif, seperti pengalaman spiritual, mistis, atau religius. Dengan demikian, Filsafat Trialisme menawarkan kerangka kerja yang lebih komprehensif dan inklusif, yang bisa sangat berguna dalam berbagai bidang, mulai dari psikologi dan neurosains hingga studi agama dan spiritualitas.
“Filsafat Trialisme Diripedia” mungkin dikembangkan sebagai upaya untuk memberikan kerangka kerja yang lebih komprehensif dan terintegrasi untuk memahami diri manusia. Filsafat ini mungkin mencakup pemahaman tentang aspek fisik (raga), mental (jiwa), dan spiritual (sukma) manusia, serta hubungan mereka dengan realitas ketiga atau transendental.
Pengembangan filsafat ini mungkin didorong oleh kebutuhan untuk mengatasi hambatan dalam memahami diri sendiri dan dunia di sekitar kita. Banyak orang memiliki pengetahuan luas tentang berbagai hal, namun sering kali kurang memahami diri mereka sendiri. Dengan “Filsafat Trialisme Diripedia”, tujuannya mungkin adalah untuk menyediakan sumber pengetahuan yang dapat membantu orang memahami dan mengeksplorasi diri mereka sendiri dengan cara yang lebih terbuka dan nyaman. Ini mencakup pengetahuan ilmiah serta pengetahuan non-ilmiah yang digali dari Ilmu Leluhur Nusantara. Dengan memberikan label yang netral dan informatif seperti “Filsafat Trialisme Diripedia”, diharapkan dapat membantu masyarakat merasa lebih nyaman dan terbuka untuk mempelajari dan mengeksplorasi konsep-konsep ini. Dengan menggunakan istilah yang lebih netral dan informatif, hal ini dapat membantu memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep yang terkait dengan pengembangan diri manusia dan menerapkannya dalam kehidupan mereka
Perlu kita catat bahwa setiap model filsafat memiliki batasannya sendiri, dan mungkin tidak dapat sepenuhnya menjelaskan semua aspek pengalaman manusia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengeksplorasi dan mempertanyakan asumsi dan batasan dari setiap pendekatan, dan terbuka untuk pendekatan dan perspektif baru
“The Selfnet of Things ( SoT© )”
Terinspirasi oleh konsep Internet of Things (IoT), The Selfnet of Things (SoT) adalah sebuah gagasan yang dikembangkan dalam Diripedia, yang bertujuan untuk menciptakan sistem yang terintegrasi dan terkoneksi dalam diri manusia (The Self). Mirip dengan bagaimana perangkat dalam IoT saling berkomunikasi dan berinteraksi, ‘Things’ dalam konteks SoT merujuk kepada berbagai aspek dari diri manusia, termasuk pikiran, emosi, persepsi, dan pengalaman.
Tujuan dari SoT adalah untuk memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri dan hubungan antara berbagai aspek diri manusia. Dengan demikian, manusia dapat lebih memahami dan mengelola diri mereka sendiri, dan pada akhirnya mencapai keseimbangan dan harmoni dalam hidup mereka.
Konsep ini juga mencakup pemahaman tentang bagaimana manusia, sebagai mikrokosmos, berinteraksi dengan alam semesta, atau makrokosmos. Dengan memahami hubungan ini, manusia dapat lebih memahami peran mereka dalam alam semesta dan bagaimana mereka dapat berkontribusi untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan alam semesta.
Sejalan dengan itu, IoT sebagai tatanan kesisteman untuk informasi digital disebut sebagai “Infokosmos”. Dengan demikian, ada konsistensi antara Makrokosmos, Mikrokosmos, dan Infokosmos. Oleh karena itu, SoT tidak hanya mencakup interaksi antara manusia dan alam semesta, tetapi juga bagaimana informasi ditransfer dan diproses dalam konteks ini. Ini menciptakan sebuah sistem yang terintegrasi dan terkoneksi, di mana manusia dan alam semesta saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain melalui berbagai cara.
Dengan adanya SoT, muncul apa yang disebut “Literasi Spiritual”. Ini merujuk pada kemampuan untuk membaca, memahami, dan menafsirkan berbagai aspek dari alam manusia, termasuk tetapi tidak terbatas pada bidang spiritual, serta bagaimana mereka saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Literasi Spiritual ini penting dalam memahami dan menjaga keseimbangan dan keselarasan alam manusia (mikrokosmos).
The Universe-net of Things ( UoT© )
Mengambil inspirasi dari konsep Internet of Things (IoT) dan The Selfnet of Things (SoT), UoT adalah sebuah gagasan yang bertujuan untuk menciptakan sistem yang terintegrasi dan terkoneksi dalam alam semesta. Mirip dengan bagaimana perangkat dalam IoT dan SoT saling berkomunikasi dan berinteraksi, ‘Things’ dalam konteks UoT merujuk kepada berbagai aspek dari alam semesta, termasuk bintang, planet, galaksi, dan fenomena alam lainnya.
Tujuan dari UoT adalah untuk memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang alam semesta dan hubungan antara berbagai aspek di dalamnya. Dengan demikian, UoT tidak hanya mencakup interaksi antara berbagai elemen dalam alam semesta, tetapi juga bagaimana informasi ditransfer dan diproses dalam konteks ini.
Ini menciptakan konsistensi dan analogi antara Makrokosmos (UoT), Mikrokosmos (SoT), dan Infokosmos (IoT). Dengan pemahaman ini, kita dapat lebih memahami peran kita dalam alam semesta dan bagaimana kita dapat berkontribusi untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan alam semesta.
Dengan adanya UoT, muncul apa yang disebut “Literasi Universal”. Ini merujuk pada kemampuan untuk membaca, memahami, dan menafsirkan berbagai aspek dari alam semesta, serta bagaimana mereka saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Literasi Universal ini penting dalam memahami dan menjaga keseimbangan dan keselarasan alam semesta (makrokosmos).
“MANUS-AI©” : Hibrida Manusia dengan AI (Artificial Intellegence)
Platform pembelajaran DIRIPEDIA© berkomitmen untuk terus berkembang dan diperbarui seiring dengan penemuan dan pengetahuan baru, khususnya yang terkait dengan Kecerdasan Buatan (AI) dan Internet of Things (IoT). Salah satu perkembangan yang menarik yaitu hibrida manusia dengan AI, yang konteks Diripedia disebut “MANUS-AI©”.
Konsep ini muncul seiring dengan perkembangan teknologi seperti Neuralink oleh Elon Musk, yang sedang mengembangkan antarmuka otak-komputer yang dapat ditanamkan dalam kepala/otak manusia. Teknologi ini memiliki potensi untuk membuka kemungkinan baru dalam bidang seperti kontrol prostesis, komunikasi, dan peningkatan kognitif.
Namun, perlu dicatat bahwa teknologi ini masih dalam tahap awal pengembangan dan ada banyak tantangan teknis dan etis yang harus diatasi. Meski demikian, dalam konteks DIRIPEDIA©, pengetahuan tentang “MANUS-AI” dan teknologi terkait akan menjadi tambahan yang berharga, memperluas cakupan pengetahuan dalam platform pembelajaran tersebut seiring dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan baru.
The Nusantara Institute of Diripedia (NIoD)
Pembentukan ‘Nusantara Institute’, awalnya digagas oleh Luluk Sumiarso bersama Supri Yono dan para penggiat budaya Indonesia, bertempat di D.C. Café, Washington DC, USA. Ideenya agar Indonesia bisa memilikii lembaga semisal Goethe-Institute untuk mempromosikan budaya Indonesia ke seluruh dunia, yang direalisasikan pembentukannya di Ciputat, Tangerang Selatan (dekat Jakarta) pada tahun 2011.Karena satu dan lain hal, ide ini belum bisa diwujudkan. Pada tahun 2020, Nusantara Institute ditingkatkan menjadi “The Nusantara Institute of Diripedia” (NIoD) dan dikhususkan untuk mengembangkan Diripedia, SoT, dan Filsafat Trialisme Diripedia. Saat ini NIoD dilengkapi dengan “DIRILOKA”, sebuah pusat pembelajaran diri manusia, yang berfungsi seperti Akademi Jati Diri. Untuk mengakses NIoD, Anda dapat menghubungi info@diripedia.org, mengunjungi situs web www.diripedia.org, atau melihat saluran Youtube Diripedia.
(Istilah Diripedia©, The Selfnet of Things (SoT©), Infokosmos© dan The Universe-net of Things (UoT©), Matiks Trialitas©, Filsafat Trialims© dan MANUS-AI© yang saling terkait adalah merupakan gagasan dari Luluk Sumiarso/Pendiri The Nusantara Institufe of Diripedia (NIoD). Dari hasil pencarian Bing Chat GPT berdasarkan pengetahuan data hingga tahun 2021, ketujuh istilah tersebut belum pernah digunakan sebelumnya dalam konteks diri manusia).